Valentine dengan Diri Sendiri
Feb 07, 2020•23 min•Season 2Ep. 16
Episode description
Sebagai warga negara Indonesia, gue ngga seberapa excited menyambut event ini, toh di Indonesia bukan hal yang begitu penting untuk ngerayain event ini. Ehehe, ada alasan lain sih sebenernya, ya lo pada tau lah ya, gue engga menyambut dan ngerayain ya karena gue masih single. Buat kalian yang juga masih single, tenang aja (balik lagi ke alasan awal) karena di Indonesia Valentine bukan hal yang harus bener bener dirayain.
Duh masih aja nih gue denial, demi membela kaum single.
Bertolak belakang dengan prinsip gue tahun lalu yang awalnya gue sering kali bilang ke diri gue sendiri bahwa “pernikahan itu bukanlah hal yang essential”. Entah kenapa pemikiran tersebut semakin lama semakin pudar. Di kala temen-temen satu circle udah mulai berpindah ke kubu sebelah (in a relationship), bahkan beberapa akan beranjak ke jenjang yang lebih serius tahun ini, datanglah kecemasan yang engga semestinya gue pikirin, salah satunya “lah gue ama siapa kalo semua pada udah ada keluarga”.
Di waktu yang bersamaan, minggu lalu gue ngobrol sama salah seorang temen US gue yang syukurnya dia termasuk kaum gue (karena baru putus dan sekarang juga single) perihal motivasi dia dalam hidup, dan bagaimana dia menyikapi social pressure di Indonesia, yang sebelumnya kami berdua percaya bahwa “romantic relationship wasn’t a thing”.
Seringkali cemas berlebih soal relationship dengan orang lain, bikin gue lupa. Sebenernya ada satu hubungan yang seharusnya kita beri perhatian lebih, yaitu hubungan antara diri sendiri dan emosi yang kita punya yang gua bahas di episode kali ini, dan untuk menyambut Valentine’s day yang udah tinggal seminggu, bisakah kita mulai menjalin hubungan dengan emosi kita sendiri?
For the best experience, listen in Metacast app for iOS or Android
Open in Metacast